About me

Foto saya
BSD City, Tangerang, Indonesia
Let's make a better Life...

07 Januari 2011

Mengatasi Rasa Takut Berbicara di Depan Umum

Apa yang Anda rasakan sesaat sebelum tampil melakukan presentasi di depan umum? Apakah telapak tangan Anda berkeringat, kerongkongan kering dan tercekat, wajah memerah, suara bergetar, jantung berdebar, dan perut mulas? Penderitaan semacam ini tak hanya Anda alami saat berbicara di hadapan ratusan orang yang tidak Anda kenal, tetapi juga saat rapat bersama rekan-rekan Anda sendiri.

Pada saat itu, Anda sebenarnya sedang mengalami sindrom tidak percaya diri. Penyebabnya, entah karena Anda memang tidak terbiasa berbicara di depan umum, atau tidak siap tampil. Hal ini tak hanya dialami oleh Anda yang baru pertama kali menjadi pembicara. Bahkan orang yang sudah sering tampil sebagai public speaker pun masih sering mengalaminya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Bisa karena belum mempersiapkan diri dengan materi, bisa pula karena tidak tahu siapa hadirin yang dihadapi.

Membangun kepercayaan diri

Menurut Alexander Sriewijono, psikolog yang juga pendiri TALK-inc, School for TV Presenter-MC, seorang pembicara yang sukses selalu tahu cara membangkitkan kepercayaan dalam dirinya, sebaik ia tahu cara membawakan pidato atau presentasinya. Apalah artinya kata-kata yang hebat apabila tidak disertai keyakinan pada saat menyampaikannya.

Untuk membangun kepercayaan diri, ada tiga strategi yang dapat dilakukan:

Mengembangkan sikap matang, yang terdiri atas tiga hal:

1. Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan rasa takut yang muncul dalam dirinya, dan menjadikan emosi itu sebagai pemacu untuk bertindak sesuai tujuan yang ingin dicapai.

2. Tampilkan kematangan usia, sehingga Anda dapat menyampaikan gagasan dan perasaannya secara dewasa, asertif, dan profesional. Artinya, Anda tidak berbicara seperti remaja, menggunakan gaya bahasa remaja (kecuali saat berbicara di forum remaja), atau berpikir dangkal seperti remaja yang belum mampu berpikir kritis.

3. Membangun gambaran yang positif terhadap diri sendiri. Penilaian orang lain terhadap diri kita (impression) sering mempengaruhi penilaian kita tentang diri sendiri (self-image). Penilaian yang buruk membuat kita jadi rendah diri. Bagi orang yang memiliki penghargaan diri (self-esteem) yang rendah, penilaian orang lain terhadap dirinya membuat ia menjadi terpuruk. Inilah mengapa kita cemas atau takut tidak tampil bagus, takut ditertawakan, takut salah, dan seterusnya.

Kendalikan penghambat kepercayaan diri Anda, yang umumnya ada tiga hal:

1. Cara berpikir negatif terhadap diri sendiri, seperti perasaan tidak siap tampil di depan umum, tidak menguasai topik, takut dikritik, takut presentasinya akan mengecewakan, tidak tahu apa yang harus disampaikan, dan lain-lain. Jelas bukan hadirin yang membuat Anda tidak percaya diri, melainkan pikiran negatif Anda sendiri.

2. Nyatakan perasaan atau pikiran Anda dengan lebih spesifik, apakah sedih, takut, kecewa, kesepian, dan sebagainya; bukannya "saya merasa kacau". Ketika mengekspresikan perasaan marah, jelaskan dulu perilaku spesifik yang tidak Anda sukai, lalu perasaan Anda sendiri. Atau bila ada perasaan ganda mengenai sesuatu, sampaikan dengan jelas. Misalnya, "Saya punya perasaan ganda tentang apa yang baru Anda lakukan. Saya senang dan berterima kasih Anda telah membantu saya menjelaskan masalah, tapi saya tidak suka diinterupsi ketika belum selesai berbicara." Penggunaan kata "Saya" atau "Saya merasa" akan membantu Anda mengekspresikan perasaan yang sulit tanpa menyerang harga diri lawan bicara.

3. Cara Anda menempatkan diri yang terlalu rendah atau terlalu tinggi di hadapan orang lain. Pembicara yang memandang dirinya lebih dari orang lain tidak dapat menciptakan atmosfer yang positif dalam suatu presentasi. Ia berbicara terus-menerus, mendominasi percakapan, dan tidak memberikan kesempatan pada hadirin untuk mengungkapkan gagasan, sehingga komunikasi berlangsung satu arah. Sebaiknya, pembicara yang merasa dirinya lebih rendah daripada hadirin cenderung tidak tegas ketika menyampaikan suatu pesan yang harus diwujudkan dalam tindakan. Ia membiarkan hadirin mendebat argumentasinya tanpa hasrat kuat untuk mempertahankannya. Ketika hadirin asyik berbicara sendiri, ia tidak berani memperingatkannya.

Atasi rasa takut Anda. Anda bisa membiarkan rasa takut menguasai pikiran, atau justru menggunakannya untuk membuat latihan berbicara yang maksimal. Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan sebelum menyampaikan presentasi:

* Atur nafas sampai merasa tenang.

* Buat jeda beberapa saat sebelum memulai pidato.

* Yakini bahwa tanda-tanda kecemasan fisik itu tak terlihat.

* Jangan biarkan hadiri mengetahui kegugupan Anda, apalagi meminta maaf untuknya.

* Buatlah persiapan matang sebelum tampil.

* Terimalah ketidaksempurnaan.

* Jangan terbebani oleh penampilan, fokuslah pada komunikasi.

* Jangan membebani pikiran dengan berusaha menghafal isi pidato.

* Gunakan alat-alat bantu untuk mengalihkan kecemasan.

* Bayangkan diri Anda tengah memberikan pidato yang bagus dan kuat.


  • Penulis: din
  • Sumber : Buku TALK-inc. Points: Kekuatan Mental, Ketepatan Kata, dan Totalitas Bahasa Tubuh untuk Menjadi Pembicara Profesional, oleh Alexander Sriewijono, Becky Tumewu, dan Erwin Parengkuan

Lebih Berani Bicara di Depan Umum

KOMPAS.com - Jika melihat pembawa acara memimpin sebuah acara tapi salah-salah, kita dengan mudahnya mengkritik. Padahal, tak mudah untuk bisa menjaga konsentrasi di depan ruangan dan memimpin suasana. Dalam hal pekerjaan, bicara di depan umum pun tak bisa dihindari juga. Pada suatu masa, Anda akan harus berhadapan dengan situasi ini. Supaya bisa sukses bicara di depan umum, perhatikan tips dari Works by Nicole Williams berikut ini:

Kenali Hadirinnya
Pertanyaan pertama yang harus Anda tanyakan adalah, "Apa peran saya sebagai pembicara?", "Apakah saya di sini untuk menghibur hadirin? Mengajar sebuah pelatihan? Atau yang lain?" Ketika Anda mengetahui apa peran Anda, akan semakin mudah untuk mengetahui apa saja yang sebaiknya Anda katakan, dan apa yang sebaiknya tidak Anda katakan.

Tulis
Jika Anda sudah tahu jauh-jauh hari bahwa Anda akan berbicara di sebuah ajang, coba lakukan penelitian. Mulai dengan mendaftar poin-poin garis besar. Lalu secara perlahan, isi bagian-bagian yang kosongnya. Menulis akan makin menguatkan pikiran dan ide Anda, sekaligus membantu Anda menyampaikan pesan, supaya tidak keluar dari garis-garis utama, dan membantu Anda ketika sedang kehilangan kata-kata.

Upayakan Agar Tak Terlihat Gugup
Jangan biarkan para hadirin melihat betapa gugupnya Anda. Bahkan pembawa acara kenamaan dan sudah berpengalaman pun bisa merasa gugup sebelum mulai membuka acara. Cara masing-masing orang untuk menenangkan diri berbeda-beda. Cara apa yang bisa membantu masing-masing orang untuk merasa lebih baik dan percaya diri sebelum mulai berbicara di depan bisa berbeda-beda. Hanya waktu dan "jam terbang" yang pada akhirnya bisa membantu Anda menemukan pola terbaik dan paling cocok untuk Anda. Tapi yang paling sering dilakukan untuk meredakan ketegangan para pembicara adalah dengan mengatur napas. Cara lainnya adalah berbicara dengan orang lain. Jangan khawatir berlebihan, takut salah ucap, atau akan melakukan hal-hal bodoh. Tapi tenang saja, kebanyakan orang akan memaafkan Anda. Coba pandang para hadirin sebagai teman-teman dekat Anda, yang menerima Anda apa adanya.

Coba Gali Hubungan dengan Hadirin
Amat penting untuk menjaga hadirin tetap tertarik dengan ucapan Anda. Anda tak ingin para hadirin tidak mengerti apa yang Anda katakan, kan? Strategi berbeda dibutuhkan untuk hadirin yang berbeda karakternya. Namun, akan membantu di seluruh situasi jika Anda memasukkan unsur humor di dalamnya. Jika Anda akan menggunakan statistik, upayakan seminimal dan sesederhana mungkin. Presentasi visual juga bisa membantu orang untuk lebih fokus. Perhatikan juga intonasi dan gerak tubuh Anda. Jangan sampai gerakkannya berulang dalam waktu lama, hindari pula intonasi datar yang bikin orang mengantuk.

Jadilah Diri Anda Sendiri
Tak jarang ada orang yang berusaha keras untuk mengambil hati hadirinnya. Menggunakan gerakan tangan atau bahasa tubuh memang bia dilakukan sesekali untuk menghindari kebosanan. Namun, jangan sampai terlihat berlebihan. Tonjolkan kelebihan dan poin obrolan Anda ketimbang bergerak berlebihan. Bergeraklah secara natural, para hadirin pun akan merasa lebih nyaman menatap Anda.

4 Kendala "Public Speaking"

KOMPAS.com - Kemampuan berbicara dan tampil di depan publik bisa dilatih dan dipelajari. Ilmu ini sangat berguna untuk menunjang berbagai profesi, karena hampir semua profesi bersentuhan dengan publik, dengan dua orang bahkan lebih. Untuk memiliki keterampilan public speaking, Anda juga perlu memahami empat kendalanya. Bukankah dengan mengenali masalah, Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai kendala?

Presenter TV Choky Sitohang berbagi pengalaman dan passion-nya menjalani profesi public speaker kepada 38 finalis Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2010 saat masa karantina di kediaman Mooryati Soedibyo, Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu.

1. Melupakan potensi diri

Menurut Choky setiap orang punya potensi. Prinsip inilah yang perlu disadari sejak dini. Jadi, jangan pernah membatasi talenta yang ada dalam diri Anda, tegasnya. Anda juga harus menyadari kemampuan diri serta batasan kemampuan yang ada pada pribadi Anda. Dengan berbekal prinsip ini, Anda sangat mampu mengembangkan potensi dengan terus belajar dan mengasah talenta.

2. Meredupnya kepercayaan diri
Kurangnya kepercayaan diri menghambat Anda mengeluarkan potensi dalam diri saat tampil di depan umum. Kunci sukses public speaking, salah satunya, memupuk kepercayaan diri Anda. Pahamilah bahwa tak perlu menjadi orang sempurna untuk mengaplikasikan public speaking.

"Anda tetap bisa tampil dengan kemampuan yang kecil," tegas Choky, menambahkan bahwa orang yang lancar berbicara di depan umum bukan karena mahir sejak lahir.

Apapun apresiasi orang yang mendengarkan Anda berbicara, hargai saja. Maju terus dengan apa yang Anda miliki. Tak perlu melakukan apa yang orang lain inginkan. Namun Anda tetap harus mendengarkan suara atau kritik yang membangun, dan lakukan apa yang benar, papar Choky.

Kesiapan mental seperti inilah yang membantu seseorang meraih kembali kepercayaan dirinya.

3. Tak menguasai materi
Selain kesiapan mental, public speaker juga penting untuk selalu siap dengan materi yang akan disampaikannya. Public speaker adalah true messenger, kata Choky.

Pengalaman, background personal, sosial, juga pendidikan serta kapasitas talenta setiap orang berbeda. Faktor inilah yang memengaruhi keterampilan seseorang saat berbicara dan tampil di depan publik.

Meski begitu, semua faktor ini bukan menjadi pembenaran jika ternyata Anda belum sukses menjalani public speaking. Dengan kemauan untuk belajar dan menambah wawasan, kendala ketiga dalam public speaking bisa diatasi.

Dengan menguasai materi, pesan yang ingin disampaikan dapat diterima baik oleh publik. Tak menguasai materi adalah kondisi yang bisa terjadi saat Anda sebagai penyampai pesan maupun orang yang diminta pendapatnya atas suatu isu. Nah, cara Choky mengatasi kondisi ini adalah dengan memberikan materi atau jawaban yang sistematis.

"Untuk mendapatkan pointers yang tepat dan memilih kata yang tepat, Anda perlu memberikan jawaban yang sistematis. Jika tahu apa yang harus dijawab, mulailah dari landasannya, kemudian ungkapkan pengalaman, dan terakhir berikan opini Anda," jelasnya.

Jika tidak memahami materi, jujur saja apa adanya. Jangan menjawab apa yang Anda tak ketahui maksudnya. Katakan dengan cara yang santun dan tepat kejujuran Anda ini.

4. Tak menguasai khalayak

Cobalah untuk tetap rileks, sehingga Anda bisa menikmati saat bicara di depan umum dan tidak merasa terintimidasi. Fokus pada apa yang ada bukan pada apa yang hilang, kata Choky.

Jika Anda salah bicara atau merasa tampil buruk, segera kembalikan fokus pada apa yang ada, bukan pada kesalahan yang baru saja Anda lakukan.

Untuk bisa menguasai khalayak, kekuatan ada di tangan Anda sendiri.

"Jangan curiga dengan audience, jika ada yang tidak mendengarkan Anda, fokus saja pada mereka yang mendengar. Humble tetapi powerful, inilah kuncinya," papar Choky.

Saat bicara cobalah untuk mengesampingkan jabatan. Jabatan atau status apapun yang melekat pada diri Anda bisa menjadi beban tersembunyi. Anda merasa harus sempurna bicara karena Anda adalah presenter ternama, misalnya. Tak apa salah, karena kesalahan adalah normal. Akui saja kesalahan begitu Anda melakukannya di depan umum.

"Jika salah berkata-kata, akui saja, dengan katakan 'maaf, ulangi' atau ulangi dengan kata yang lebih baik," Choky mencontohkan.

Kenali 4 Tipe Pembicara

KOMPAS.com - Kepribadian seseorang dapat dikenali dari cara mereka berbicara. Meskipun demikian, banyak orang belum menyadari termasuk kategori manakah orang yang mereka ajak bicara. Padahal bila tidak mengetahuinya, komunikasi yang terjalin tidak dapat berlangsung dengan baik.


"Kenali cara berkomunikasi lawan bicara Anda. Dengan mengenali caranya berbicara, Anda akan tahu orang seperti apakah lawan bicara Anda tersebut," kata Erwin Parengkuan, saat peluncuran dan bedah buku Clik! yang ditulisnya, di Apartemen Verde, Kuningan, Jakarta, Kamis (21/10/2010) lalu.

Menurut pria yang mengajar public speaking di TALK-inc ini, pada dasarnya ada empat macam tipe bicara:

1. Si Gesit
Cara berbicara: Tipe gesit biasanya berbicara dengan menggebu-gebu dan penuh semangat. Dalam suatu kesempatan, biasanya dia banyak berbicara. Tipe ini biasanya sangat disukai oleh pimpinan, meskipun terkadang ide yang dilontarkan tidak relevan.

Orang dengan tipe ini biasanya suka menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu, dia akan selalu tampil untuk mengemukakan pendapat. Tipe gesit biasanya suka mendominasi pembicaraan, tidak sabar, selalu ingin pendapatnya didengarkan, lugas, dan terbuka. Orang bertipe ini juga penuh dengan ide-ide baru karena dinamis.

Kemampuan menyimak: Orang tipe gesit kurang mampu dalam menyimak. Biasanya, dia hanya mengambil inti dari informasi yang diperolehnya. Meskipun demikian, dia terbuka dengan gagasan orang.

Tipe ini biasanya tidak suka jika hanya menjadi pendengar. Apabila ada orang yang berbicara lebih banyak, dia akan merasa terintimidasi. Sisi negatifnya adalah dia suka mendebat pendapat orang lain.

Metode berpikir: Dia adalah orang yang berpikiran praktis. Prinsipnya adalah kerjakan saja dahulu, nanti baru dipikirkan.

2. Si Rinci
Cara berbicara:
Orang ini akan cenderung tertutup. Tetapi kalau ditanya tentang suatu masalah, dia akan menjelaskan dengan panjang-lebar, dilengkapi dengan konsep-konsep dan gagasan-gagasan yang cemerlang. Hal ini disebabkan karena pengetahuannya yang lengkap. Meskipun demikian, seringkali orang merasa tidak nyaman jika harus berbicara dengan dia karena sifatnya yang suka menggurui.

Cara menyimak: Dia adalah penyimak yang hebat, karena mampu menyimak informasi dengan cepat dan sempurna. Dia memiliki kebiasaan mempelajari informasi berdasarkan apa alasan di balik informasi tersebut. Oleh karena itu, tipe ini sangat sulit dibohongi.

Metode berpikir: Baginya, segala sesuatu harus direncanakan dan dilaksanakan setahap demi setahap. Metode berpikirnya komprehensif sehingga membuat intuisinya terasah dengan baik. Meskipun demikian, seringkali dia menjengkelkan, karena lambat dalam membuat keputusan. Selain itu juga sulit dalam bertindak karena keraguannya.

3. Si Kuat
Cara berbicara: Karena dia menguasai bidangnya, cara berbicara orang tipe ini biasanya tegas dan intonasinya kuat. Dia berbicara dengan penuh percaya diri dan berdasar pada pemikiran yang kuat. Ketika memimpin, dia termasuk orang yang tegas dan tidak mau menoleransi kesalahan.

Meskipun demikian, dia cenderung oportunis. Dia mau berkomunikasi hanya jika ada kepentingan pribadi. Dia juga seringkali sulit untuk diajak bekerja sama karena cenderung menolak pendapat orang lain.

Cara menyimak: Orang pada tipe ini kurang pandai dalam menyimak. Dia hanya akan menyimak apabila ada sesuatu yang menguntungkan dirinya. Oleh karena itu, dia bukan orang yang mudah untuk dipengaruhi.

Metode berpikir: Tipe ini biasanya memiliki pemikiran sendiri yang kadang unik dan berbeda dari kebanyakan orang. Dia juga terkenal dengan idenya yang radikal dan sering keluar pakem.

4. Si Damai
Cara berbicara
: Dia cenderung tidak terlalu suka bicara. Bahkan tidak jarang mengalami kesulitan ketika harus menyampaikan pendapat, ide, atau pemikiran pribadinya. Meskipun demikian, dia sangat menyukai diskusi karena dapat menambah pengetahuannya sehingga meningkatkan kepercayaan dirinya.

Cara menyimak: Dia adalah pendengar yang baik. Namun sayangnya, terkadang dia menerima informasi begitu saja tanpa menyaringnya terlebih dahulu sehingga dia mudah terpengaruh dan percaya pada orang lain.

Metode berpikir: Orang ini selalu berpikir untuk kepentingan orang lain. Dia akan bahagia apabila orang lain bahagia. Karena kepribadiannya yang sensitif, apa yang dikatakan oleh orang lain dapat mempengaruhi suasana hatinya. Dia adalah orang yang berhati-hati dalam mengambil keputusan dan sulit dimotivasi untuk keluar dari keadaannya yang sekarang.